Menurut beberapa sumber sejarah,
Diutusnya Nabi Nuh sebagai utusan Allah adalah dikarenakan sudah begitu rusaknya
akhlak manusia kala itu. Manusia sudah menjadi terbiasa dengan kelakuan –
kelakuan yang tidak sesuai dengan ajaran Allah. Dan yang pasti adalah menyekutukan
Allah dengan berhala – berhala yang pada dasarnya merupakan representasi dari
orang orang Sholeh terdahulu yang merupakan pewaris dari ajaran Nabi Idris yang
sebenarnya juga penyebar agama Allah.
Salah kaprah dalam melakukan
pengkultusan, orang orang terdahulu, yakni kaum Nuh kemudian justru menganggap
figur figur itu sebagai sosok Tuhan dan tersesatlah mereka. Dalam beberapa
catatan perkamen ahli sejarah menjelaskan bahwa berhala – berhala itu dinamai
Wadd dan Shuwa.
Dan allah SWT menyampaikan kepada
nabi nuh untuk membuat bahtera karna allah akan mengirimkan azab kepada kaumnya
yg dzolim pada masa nabi Nuh AS (berupa banjir besar)
Alkitab menyebutkan bahwa bahtera
Nuh berlabuh di Pegunungan Ararat, sedangkan Al-Qur'an menyebutkan di Al-Judi. Nama
Ararat sendiri sebenarnya merupakan versi Yunani dari pelafalan Ibrani (אֲרָרָט;
RRṬ) dari nama Urartu, kerajaan yang berpusat di Danau Van yang berdiri pada
860 SM–590 SM. Asal-usul nama Judi sendiri kurang jelas, tetapi ditafsirkan
sebagai versi rusak dari nama yang sama, Al-Gurdi.
Tradisi Kristen Timur dan bangsa
Syria awal di timur Tigris memiliki legenda bahwa bahtera Nuh berlabuh di
Gunung Judi di Tanah Kard. Bangsa Armenia sampai abad ke-11 juga mengaitkan bahtera
tersebut dengan Judi. Tradisi Yahudi Babilonia, Syria, dan Muslim
mengidentifikasikan Gunung Qardu (Gordyae dalam bahasa Yunani) sebagai Judi.
Gunung tersebut terletak di pinggir Kota Jazirah Ibnu Umar (Kota Cizre modern)
di kawasan Al-Jazirah/Mesopotamia Hulu[86] dan berada di sebelah selatan Danau
Van (koordinat 37°22′10″N 42°20′39″E). Al-Qur'an sendiri menyatakan bahwa
bahtera Nuh berlabuh di Al-Judi, tanpa kata "gunung". Sebagai berikut
:
Ketiga putra Nabi Nuh AS membentuk tiga ras utama dan wilayah yang di tempatinya :
Yafet adalah nenek moyang ras Yafetik
Ham adalah nenek moyang ras Hamitik
Sem adalah nenek moyang ras Semit
1. Sem
adalah leluhur beberapa bangsa di Timur Tengah; ia adalah nenek moyang Elam,
Asyur, Arpakhshad atau Arpakhaxad (menurut Yosefus, Kasdim, yang kemudian
menurunkan bangsa Ibrani dan Arab), Lud (Lidia) dan Aram (Suriah).
2. Ham
merupakan salah satu anak Nuh dan merupakan bapa Kush, Misraim, Put, dan
Kanaan, yang diinterpretasikan menduduki Afrika dan beberapa daerah Asia yang
berdampingan. Alkitab merujuk Mesir sebagai "tanah Ham" dalam Mazmur
78:51; 105:23,27; 106:22; dan 1 Tawarikh 4:40. Sejak abad ke-17, sejumlah
usulan telah dibuat yang menghubungkan nama Ham dengan kata Ibrani untuk
terbakar, hitam atau panas, juga dengan kata Mesir untuk budak atau kata Mesir
Kmt untuk Mesir.
3. Yafet
biasanya dianggap sebagai bapak dari semua bangsa Eropa. Kaitan antara Yafet
dan bangsa Eropa muncul dari Kejadian 10:5, yang menyatakan bahwa anak-anak
Yafet berpencar menjadi "bangsa-bangsa daerah pesisir" yang umumnya
diyakini sebagai kepulauan Yunani.